CINTA IBU
LEBIH DARI CINTA KEKASIH
Wajah murung seperti diselimuti oleh penyesalan yang hanya
terlukiskan oleh wajah anak itu. Dulu ketika ia memiliki sang pujaan hati,
hari-harinya hanya dihiasi oleh senyum dan tawa yang selalu menemani langkah
kakinya. Tak pernah terdengar satu ucapan sedih dari tutur katanya, tak pernah
terlihat merah warna matanya, tak pernah tampak lelah dan letih gerak-geriknya.
Yang ada hanyalah sebuah senyum bahagia yang tak pernah redam hingga waktu
terus berganti mewarnai hari.
Kini setelah ia ditinggalkan oleh pujaan hatinya, hanya
diam yang terlihat dari setiap gerakannya. Tak ada lagi senyum, tak ada lagi
tawa, dan tak ada lagi warna ceria yang menghiasi harinya. Setiap hari ia hanya
duduk di sebuah ayunan di dekat pohon tempat ia sering bercengkrama
bersama kekasihnya. Sepertinya dunia telah tak menyediakan dia tempat untuk
dapat menemukan pengganti dari mantan kekasihnya. Dengan raut wajah yang murung
dan tak bersemangat ia selalu menyendiri dari keramaian yang ada di lingkungannya.
Suatu hari ibunya pun menegurnya,
Ibu : hai anakku, ada
masalah apa yang engkau hadapi hingga kau menjadi seperti ini?
Anak : tidak ada apa-apa bu (dengan raut
wajah yang tak ada ekspresi).
Ibu : hmm…. (sambil
tersenyum dan menarik nafas). Apa kau sedang ditinggalkan cinta?
Anak : (mengangguk-anggukan
kepala)..
Ibu : apa kau
mencintainya?
Anak : iya bu, aku sungguh menncintainya.
Ibu : hahaha (ibu
tertawa terbahak-bahak).
Anak : kenapa ibu tertawa? (dengan
suasana yang agak kesal)
Ibu : apa kau mengerti
akan artinya cinta anakku?
Anak : ya, aku mengerti sekali apa
artinya sebuah cinta.
Ibu : kalau begitu coba
beritahu aku!
Anak : huh, buat apa? Pasti nanti ibu
akan tertawa lagi?
Ibu : hmmm (dengan
senyum hangatnya). Jika kau memang mengerti cinta, coba jelaskan pada ibu? Ibu
janji, ibu gak akan tertawa lagi.
Anak : menurutku cinta itu adalah sesuatu
yang terindah yang pernah kurasakan di dunia ini. Sebuah perasaan yang tumbuh
dari hatiku jika ku bertemu dengan dirinya, sebuah rasa yang tak kan tertandingi nilainya
selama aku berada di dunia ini.
Ibu : kini kau berikan
kepada siapa rasa cinta itu?
Anak : rasa cinta itu kuberikan hanya
untuknya bu, hanya untuk kekasihku yang sekarang telah meninggalkanku.
Ibu : kalau memang
begitu yang sebenarnya, berarti kau sedang di dalam kesalahan yang besar
anakku.
Anak : hah? Kenapa bu? (sambil heran dan
penuh keraguan)
Ibu : apa kau tahu
bahwa rasa cinta itu hanya dimiliki oleh 2 pasang suami istri yang hanya
diberikan kepada anak-anaknya?
Anak : hah? Kenapa bias begitu bu?
Ibu : apa kau sadar,
siapa yang selama ini merawatmu? Siapa yang pertama kali menitikan air mata
kebahagiaan karena kedatanganmu? Siapa yang selalu ada saat kau menangis?
Siapa yang paling dekat denganmu dari kecil hingga sekarang?
Anak : ibu (dengan hanya satu patah kata
yang keluar dari mulutnya)
Ibu : kini orang yang
telah merawatmu dari kecil hingga sekarang itu sedang bersedih karena melihat
tingkah lakumu.
Anak : (hanya diam dan menatap sang ibu)
Ibu : tahukah kau? Ia
akan bersedih setiap melihat dirimu mendapat kegagalan, ia akan bersedih ketika
ia melihat dirimu menitikan air mata, ia akan bersedih jika kau tak dapat hidup
bahagia bersamanya, dan yang paling ia sedihkan adalah ketika kau tak
memberikan cintamu padanya, ketika kau lupakan dirinya karena kehadiran seorang
yang tak begitu kau kenal.
Anak : (mengeluarkan tetesan air mata)
lalu bagaimana jika aku memiliki sebuah perasaan padanya bu?
Ibu : (sang ibu
tersenyum) tahukah kau? Hal yang membuat orang tersebut bahagia?
Anak : (menggeleng-geleng kepalanya
dengan rasa heran)
Ibu : ia akan bahagia
jika orang yang dia cintai yaitu anaknya mendapatkan sebuah kebahagiaan.
Kebahagiaan anaknya adalah tujuan yang begitu keras diperjuangkannya dalam
hidup ini. Ia akan rela digantikan posisinya sebagai orang yang mencintaimu
dengan seorang yang baru hadir di dalam hidup dan hatimu. Dengan harapan agar
anaknya itu dapat hidup bahagia di dunia ini. Ia rela dihapuskan namanya dan
diganti dengan nama orang yang baru hadir di hidupmu, ia rela kau lupakan,
sedangkan orang yang menggantikan posisi ibumu selalu kau tanyakan kabar,
selalu kau tanyakan keadaan, dan selalu kau jaga perasaan yang ada di hatimu
hanya untuknya. Sedangkan untuk ibumu, kau tak peduli padanya, orang yang slalu
mencintaimu, namun kau tak mencintainya.
Anak : maafkan aku ibu (sambil meneteskan
air matanya)
Ibu : (sambil tersenyum
hangat dan memeluk anaknya) tak apa anakku. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku.
Anak : aku menyesal telah melupakanmu bu,
aku menyesal selama ini aku tak perduli padamu. Aku sangat mencintaimu bu.
(dengan tangisan yang terisak-isak)
Ibu : ibu juga sangat
mencintaimu anakku (dengan senyuman yang ditemani tetesan air mata)
Kini anak tersebut dapat melupakan kisah cintanya yang
sesungguhnya telah menyesatkannya hingga ia melupakan ibunya, hingga ia tak
perduli dengan ibunya yang telah melahirkannya, yang telah merawatnya hingga
dewasa dan orang yang selalu mencintainya lebih dari siapa pun juga di dunia
ini.
Sekarang hari-harinya kembali menjadi hari-hari yang
menyenangkan dan membahagiakannya dengan ditemani oleh sang ibu. Hingga suatu
saat ia pun mendapatkan seorang kekasih yang abadi menemani hidupnya. Yaitu
sang istri.
Dari cerita di atas saya menceritakan tentang seorang yang
baru putus dari suatu hubungan yang special bersama kekasihnya. Yaitu seorang
yang telah merubah segalanya dari hidupnya. Orang yang telah menggantikan
posisi cinta kepada ibu yang ada pada setiap anak.
Dari cerita ini, saya hanya memberitahukan bahwa jangan
melebihkan kasih sayang kepada pasanganmu dari kasih sayang yang kau punya
kepada ibumu. Karena ketahuilah bahwa ibumu adalah orang yang nomor satu
menyayangi dan mencintaimu seumur hidupnya. Inilaah kisah “cinta ibu lebih dari
cinta kekasih”
Penulis : Yogasmana Al Mustafa